![Hasil gambar untuk buku Pramono Edhie Wibowo](https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRJjsN0wkrfoRW151I4pO09BAzj_tEbz_QagXD2XQAIqRjWrhQyfg)
Jendral TNI (Purn)
Pramono Edhie Wibowo dikenal sebagai pribadi yang sederhana, jujur,
tegas, santun, merakyat dan humoris. Dia lahir di Mangelan pada tanggal,
bulan, dan tahun yang istimewa, 5 Mei 1955, (5-5-55), dan lulus dari
akademik militer, Ma gelang (dulu Akabri) tahun 1980. Anak kelima dari
salah satu tokoh militer Indonesia, Jendral TNI (Purn) Sarwo Edhie
Wibowo ini, menghabiskan sebagian besar karir Militernya di Komando
Pasukan Khusus. Di krops baret merah itu, Edhie mengemban berbagai
jawabatan muali dari komandan pleton, komandan kompi, komandan
datasemen, komandan batalyon, komandan group hinga menjadi Komandan
Jendral Kopassus.
Di luar Kopassus, Edhi Wibowo pernah bertugas sebagai ajudan Presiden RI
Megawati Soekarnoputri, Kepala Staf Kodam Diponegoro, Panglima Kodam
Sriwijaya, Panglima Kostrad, dan mengakhiri karir militer dalam jabatan
Kepala Staf TNI AD pada Mei 2013 dengan pangkat jendral bintang empat.
Selama 33 tahun tiga bulan karir militernya, kejujuran Pramono Edhie
sudah teruji dengan baik. Saat menjabat Kasad, misalnya, sejumlah pihak
mengajaknya melakukan kongkalikong dalam pembelian main battle tank,
Leopard. Bila saja Edhie mau, maka tank yang bisa di beli hanya 44 unit,
bukan 150 seperti sekarang ini.
Masih soal kejujuran, Edhie Wibowo pernah juga mau disuap Rp 20 Miliar
ketika membeli alat bidik (keker) senapan. Alat itu harganya di pasaran
Rp 19 juta, namun ditawarkan kepanya Rp 25 juta. Si penjual berjanji
memberikan Rp 4 juta perpucuk untuk Edhie dari rencana pembelian 5000
unit. Edhie menolak ketidak jujuran itu. selain jujur, Edhie dikenal
hidup sederhana. Dia misalnya selalu berpergian naik pesawat di kelas
ekonomi, dan tidak suka pesta-pesta. Ketika menikahkan anak
perempuannya, saat itu dia menjabat Kasad, Edhie tidak menyelenggarakan
pesta.
Soal ketegasan? Dapat dilihat ketika dia menangani kasus Cebongan yang
menghebohkan itu.
Nilai-nilai keutamaan: kejujuran, hidup sederhana, merakyat dan tegas
merupakan ajaran yang dia peroleh dari ayahandanya Jendral TNI (Purn)
Sarwo Edhie Wibowo. Menikah dengan Kiki Gayatri, Pramono Edhie Wibowo
dikaruniai dua putra-putri: Patriastuti Dewi Angraini dan Dewanto Edhie
Wibowo, serta seorang cucu perempuan.
Demikianlah sekilas biografi dari Pamono Edhie Wibowo yang dikenal
tegas, sederhana. Dan di dalam buku ini nanti kita akan temukan mengenai
pemikiran Pramono Edhie tentang Cetak Biru Indonesia ke Depan. Berikut
pembagian Bab dari buku ini Bab I. Maju Bersama Sejahtera Bersam Untuk
Indonesia Yang Lebih Baik, Bab II Kemandirian Pangan dan Energi, Bab II
Iptek Untuk Kemakmuran Indonesia, Bab IV Bergerak Bersama Membangun
Negri, Bab V Optimisme Indonesia yang Unggul.
Beberapa kutipan yang menjadikan nilai-nilai nasionalisme Edhie Wibowo
mengalir di tubuhnya.
“ Robek-robeklah Badanku, potong-potonglah jasad ini, tetapi jiwaku
dilindungi benteng merah putih, akan tetap hidup, tetap menuntut bela,
siapapun lawan yang aku hadapi”. (Jendral Besar Soedirman).
Dan kutipan yang menjadikan Edhie Wibowo menjadi manusia yang selalu
menyebarkan kebaikan dimanapun dia berada.
“Buatlah kebaikan sekecil apapun yang bisa kamu kerjakan” (Jedral Sarwo
Edhie Wibowo)
PENULIS DARI BUKU BY: RAJAB RITONGA
Sumber : http://www.kompasiana.com
Komentar
Posting Komentar